Blog ini merupkan blog duplikat blog ayoberkebun. Lebih bertujuan sebagai buck up bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan

Menanam Kelapa Pandan Wangi Yuk....

Menanam Kelapa Pandan Wangi Yuk....
Saya jadi teringat sebuah kalimat yang tidak sengaja saya baca pada salah satu sosial media.  Begini kurang lebih intinya : " Sebaik apapun varietas suatu tanaman jika tidak diimbangi dengan perawatan yang memadai hasilnya bisa jadi mengecewakan". 
Hemmm sangat setuju sekali dengan statment diatas, tidak saja harus dengan perawatan yang memadai, tapi juga perlu Lokasi penanaman yang sesuai ataupun cocok dengan tanaman tersebut.



sudah berdaging muda, siap panen ke-2
He he he sedikit ngelantur, tapi itulah yang terlintas di pikiran saya saat menatap sosok pohon kelapa pandan wangi di belakang rumah di seputaran Tlogomas Malang.
Read More

Membuahkan Lengkeng dengan Booster Yuk.... ( III - Tamat )

Membuahkan Lengkeng dengan Booster Yuk.... ( III - Tamat )

Mengobati rasa penasaran beberapa pembaca akan hasil membuahkan lengkeng dengan booster pada tulisan terdahulu ( bab 1 dan  bab 2 ), berikut sedikit ulasan mengenai hasil akhir dari proses yang saya lakukan di Bulan Juli 2015 lalu.

beranjak besar
Sedikit flash back, yang saya ulas berikut adalah hasil lanjutan dari upaya pem-boosteran lengkeng di daerah Pandaan milik big-boss tempat saya bekerja.

Read More

Membuahkan Lengkeng dengan Booster Yuk....( II )

Membuahkan Lengkeng dengan Booster Yuk....( II )
Melanjutkan tulisan terdahulu, meskipun agak terlambat postingnya, berikut kelanjutan kisahnya.
Sekedar mengingatkan kembali : pada tulisan yang lalu saat mau "membooster" kelengkeng saya dihadapkan pada kondisi pohon yang memiliki komposisi daun muda dibanding daun tua yang kurang lebih 65% dibanding 35 %.  Pemangkasan pun akhirnya saya lakukan pada 65% cabang yang dalam kondisi pupus muda.

11 oktober (77 hari pasca perlakuan) bunga mulai mekar
Seperti kita ketahui, salah satu syarat utama sebelum memaksa lengkeng berbuah dengan
Read More

Membungakan Sweet Barbadhos Cherry Yuk...

Membungakan Sweet Barbadhos Cherry Yuk...

"Mas, Barbadhos Cherry Manis saya kok gak mau berbunga ya ? Padahal sudah saya kasih pupuk K tinggi, sudah saya coba pangkas, dan stress air.  Mohon solusinya dong .”
Begitu kira-kira pertanyaan dalam email saya dari rekan yang mengoleksi Barbadhos Cherry Manis, atau lebih keren dengan sebutan Sweet Barbadhos Cherry (SBC).  

Sweet Barbadhos Cherry, tidak ada masam sama sekali
Lho… emang ada ya Barbadhos Cherry yang manis ?... Bukannya Barbadhos Cherry rasanya masam bin kecuut…?!??  Sebelum ke pokok permasalahan sang teman via email tadi mari kita ngelantur sedikit pada pertanyaan terakhir.  Pertama kali kenal yang namanya Barbadhos Cherry (lebih dari 6 tahun yang lalu) saya terpikat dengan buahnya, terlebih yang sudah matang, merah merona menggiurkan. 
Sayang sekali, penampilan buah yang menggoda diikuti rasa yang kurang cocok di lidah… yaitu masam.  Terlepas dari rasa masam, konon kandungan vitamin C dalam buah tersebut sangat tinggi (monggo Anda googling aja sendiri).

cantik
 Trus, Barbadhos yang rasa manis emang ada ?  Beberapa tahun lalu saya mendapatkan beberapa tanaman yang di labeli Barbadhos Manis, dan Alhamdulillah beberapa saat kemudian sempat mngicipi buahnya.  Subhanallah, pada buah yang masih hijaupun tidak ada rasa masam atau kecut sama sekali.  Pada buah yang sudah merah pun ternyata juga tidak berasa kecut sama sekali.  Maniskah rasanya ?... Hemm saya pribadi berpendapat kok gak ada manisnya ya… he he he… tapi yang terpenting adalah tidak Masam alias Kecut itu aja.  Sangat berbeda rasa dengan si Pendahulunya. 

buah muda
Kembali pada pokok permasalahan, apakah benar Sweet Barbadhos Cherry ini susah berbunga seperti kasus rekan diatas ?  Se-pengalaman saya sih benar apa yang ditanyakan rekan tadi.  Si SBC ini emang agak bandel, perlakuan stress air, pangkas dan Pupuk K tinggi kadang masih bandel.  Hanya keluar daun dan cabang baru.
Setelah saya ingat-ingat perlakuan apa untuk membuahkan si SBC ini ternyata baru tersadar akan sesuatu hal.  Bermula dari usaha untuk memperbanyak bibit SBC kala itu tak disangka bunga bermunculan.  Perbanyakan saya lakukan dengan cara cangkok kala itu.  Setiap cabang batang yang dicangkok, selalu diikuti dengan bakal bunga.

pilih batang kecoklatan, kerat melingkar dengan pisau
lebar keratan hanya beberapa milimeter
Lama kemudian setelah hasil cangkok an turun, tanaman induk kembali tumbuh normal dengan cabang baru.  Kali ini daun dan cabang baru saja yang si SBC pamerkan.  Uppss… apakah perlu dicangkok lagi biar buah…. ?  Jawabannya tentu saja “Tidak !”
Dengan alasan ribetnya upacara cangkok mencangkok serta ketersediaan bibit yang sudah cukup, cara pintas pun saya lakukan demi merangsang SBC berbunga.

bekas keratan akan menutup seiring oleh waktu
Dengan prinsip melukai batang SBC seperti saat kita mencangkok, ternyata berhasil merangsang dia berbunga.  Pelukaan bisa kita lakukan dengan pisau ataupun gunting tanaman.  Lakukan pengeratan secara melingkar pada batang yang sehat dan sudah kecoklatan tanda tua.  Pengeratan atau pelukaan tidak perlu seperti saat kita mencangkok yang lebarnya beberapa cm.  Tapi cukup selebar beberapa millimeter atau selebar gunting tanaman atau pisau yang digunakan untuk pengeratan.

bisa dengan gunting tanaman
pastikan agar keratan melingkar
hasil keratan menggunakan gunting tanaman
bekas keratan
 Jika kita menggunakan gunting tanaman, caranya seperti kita akan memangkas ranting.  Tekan gunting hanya sebatas kulit tanaman (dengan perasaan) lalu putar gunting melingkar dengan tetap kita tahan setengah kekuatan hingga kulit tanaman terlukai secara melingkar.  Kita ulangi langkah diatas di beberapa bagian cabang yang lain.  Dalam satu cabang bisa kita lakukan 1-2 kali dengan jarak kerat 10 cm.

beberapa hari kemudian

hasil yang ditunggu
Pastikan gunting atau pisau yang akan kita gunakan bersih, bila perlu cuci terlebih dahulu agar tidak berbahaya bagi tanaman.
Selanjutnya, seperti tanaman yang sedang berbunga pada umumnya, usahakan jangan sampai telat siram dan berikan nutrisi yang cukup. Usahakan pada fase ini berikan pupuk NPK tinggi K.

Akhir kata, selamat mencoba.
Semoga Bermanfaat
Read More

Membuahkan Lengkeng dengan Booster Yuk....( I )

Membuahkan Lengkeng dengan Booster Yuk....( I )

Sudah lama rasanya tidak menulis tentang topik kelengkeng, terutama dalam hal cara dan teknik membuahkannya.  Tentu saja dalam hal ini yang saya maksud adalah jenis kelengkeng yang harus di berikan Booster Lengkeng untuk membungakannya.  

panen sendiri lebih segar dan tanpa bahan berbahaya
Sampai saat ini banyak teknik atau cara yang sudah dilakukan oleh para penghobi maupun pekebun lengkeng dalam aplikasi Booster Lengkeng ini.  Diantaranya adalah dengan cara di kocorkan di perakanan selebar tajuk tanaman, di suntik atau di injeksi ke batang utama, penyiraman pada batang utama setelah dikerok kulit kerasnya, dikuas atau di saputkan ke
batang utama, di infus atau memakai sistem drip (tetesan) larutan booster ke batang utama, atau bahkan di semprotkan ke daun dan batang nya dan lain-lain.  Dari beberapa teknik yang saya sebutkan, hanya satu yang belum pernah saya coba, yaitu cara injeksi ke batang utama. Terus terang belum ada objek tanaman besar / purba yang jadi kelinci percobaan.
 
sedang ada pupus muda, pantangan untuk di booster
Apakah semua teknik itu mempunyai efek dan tingkat keberhasilan tinggi ??
Tentu saja semua cara ada efek dan resikonya, begitu juga dengan tingkat keberhasilannya...
Ah tapi kali ini bukan teknik-teknik diatas yang akan saya bahas.  Lalu apa .??  Begini awal ceritanya.

cara aman yang saya pilih, kocor larutan pada tajuk terluar tanaman


Pada akhir Bulan Juni 2015 lalu, saya dimintai tolong untuk membuahkan tanaman kelengken jenis Itoh milik big-boss tempat saya bekerja di daerah Pandaan Jawa Timur.  Data tentang berapa pohon, besar pohon berikut umurnya pun langsung saya kumpulkan.  Singkat cerita disepkatilah waktu yang telah ditentukan untuk mendatangi dan langsung mengekskusi si "Itoh" tadi.  Hari H pun tiba, dan dengan membawa paket Lengkeng Booster sesuai informasi yang saya peroleh, meluncurlah saya kesana.
 
Tra ta.......!!!!  Surprise saya melihat sosok tanamannya..... Tanaman usia 5 tahun dari bibit, belum pernah berbuah sama sekali, dan yang lebih mengejutkan sebagian besar (baca : 60 % lebih ) kondisi tanaman masih mengeluarkan pupus muda !!
Sebuah kenyataan yang tidak memenuhi syarat dalam membooster kelengkeng.  Sekedar mengingatkan, salah satu syarat untuk membooster lengkeng yang sudah saya ulas beberapa waktu lalu adalah "Tanaman tidak sedang dalam fase vegetatif atau sedang ada pupus muda pada ujung rantingnya".

hajar pupus muda, perlu tangga sebagai alat bantu (26 juli)
Padahal di banyak kasus, pertumbuhan tiap cabang / ujung tanaman, terutama yang berumur 3 tahun keatas, jarang sekali daun tumbuh secara serempak.  Dibeberapa ujung sedang dalam kondisi dorman, diujung yang lain sedang kondisi pupus muda.  Komposisinya pun beragam.  Artinya agak susah bagi kita untuk menunggu semua ujung dalam kondis dorman secara serentak.  Sekali lagi ini bila tanaman berumur 3 tahun lebih dan dalam kondisi musim hujan.  
Banyak pertanyaan beberapa waktu lalu "Trus kapan mas waktu nya yang tepat ?".  Saat itu pun saya merekomendasikan tunggu jika komposisi daun / pupus muda lebih kecil dari daun tua.  Paling tidak 20%  banding 80 %.

2 minggu pasca aplikasi (8 Agustus)
Oke mari kembali ke masalah yang saya hadapi....
Lha.... trus sia-sia dong kedatangan saya !!?! .....  Hemm... Tentu tidak !!  Saya tidak mau membuang waktu dan tenaga dengan sia-sia he he he ....
Teringat saya akan percobaan beberapa tahun yang lalu (tahun 2012) saat aplikasi lengkeng booster pada tanaman yang sedang memiliki tunas muda.  Saat itu beberapa ranting yang memiliki pupus muda saya pangkas.  Setelah itu.... baru eksekusi lengkeng booster, dan singkat kata Alhamdulillah berhasil mengeluarkan bunga.

40 hari pasca aplikasi (6 September)
Melihat komposisi daun muda dibanding daun tua yang kurang lebih 65% dibanding 35 %, maka saya beranikan diri untuk menerapkan teknik yang pernah saya lakukan sebelumnya.
Yaa..... saya pangkas kurang lebih 65 % cabang yang dalam kondisi pupus muda.  Agak ribet memang, tapi sekali lagi, karena sudah terlanjur datang dari Malang ke Pandaan dengan niat membungakan si Itoh mau tidak mau harus di lakukan.
Singkat kata pekerjaan pun selesai dan tiba saatnya untuk eksekusi lengkeng booster.  Ketiga unsur paket Lengkeng Booster (Booster lengkeng, asam amino dan pupuk NPK plus mikro dengan K tinggi) saya campur dengan air sebagai larutan siap siram.  Kali ini saya menggunakan teknik yang aman, yaitu dengan menyiramkan larutan di perakaran sebatas tajuk luar tanaman.  Dikombinasi dengan penyiraman sebagian kecil larutan pada batang utama.  Agar larutan tidak menyebar kemana-mana, sebelumnya dibuat semacam parit kecil melingkar dibawah tajuk luar taanaman secara melingkar. 

salah satu contoh hasil percobaan saya beberapa tahun lalu
Sayang sekali pada saat eksekusi diatas saya tidak melakukan dokumentasi, maklum tidak mungkin sang eskekutor mengambil gambarnya sendiri saat beraksi he he he.....
Tapi untuk mengobati kekecewaan akan dokumentasinya saya coba sertakan contoh tanaman yang saya eksekusi di rumah satu bulan setelah eksekusi tanaman di atas.
Bagaimana hasilnya....  
Mari kita tunggu bersama.... (bersambung)

Semoga bermanfaat....

Read More

Panen Sendiri Durian Monthong ( Lagi )

Panen Sendiri Durian Monthong ( Lagi )

Bermula dari kekecewaan di bulan Agustus 2015 lalu, kali ini pengin rasanya menulis kembali sedikit cerita tentang durian Monthong.

hasil tanaman sendiri, tidak mengecewakan
Begini ceritanya : suatu hari karena kepengin sekali merasakan durian, maka pergilah saya ke sebuah supermarket X, langsung saja pilih-pilih durian Monthong yang belum terbuka ujungnya.  Maklum yang sudah
terbuka ujungnya sebagian besar buahya sudah lembek dan banyak di pegang para pengunjung.  Oh ya, dari  penjaga stand tersebut, saya peroleh informasi si monthong produksi lokal salah satu provinsi di Indonesia.

durian dari super market, hambar disaat mengkal

Dari awal saya sudah tahu sih bahwa si durian memang di potong paksa dari tangkainya sebelum jatuh sendiri dari pohon.  Tapi biarlah, toh juga sudah cukup tua pikir saya saat itu.  Setibanya di rumah.... tra ta.....!! Setelah dengan agak susah payah di buka  ternyata benar memang, sang monthong belum cukup masak alias masih mengkal.  Dan rasanya, hemmm.... jauh diatas ekspektasi saya, alias hambar bin sepo he he he...
 
siap santaap
Hemmm.. memang belum matang kali ya, so sebagian yang belum terbuka pun akhirnya di biarkan dengan harapan masih bisa masak.  Namun singkat kata, setelah beberapa haripun rasanya juga kurang nendang meskipun daging buah sudah lembek.  Begitulah reportase dari si sulung dan ibunya di saat merasakannya.


Teringat panen ke-3 tanaman di belakang rumah (Maret-April 2015) kemarin.  Alhamdulillah tidak satupun buah dari 2 pohon yang ada mengecewakan.  Meskipun dikonsumsi setengah matang alias daging masih mengkal, dari segi rasa dan kualitas buah sangat tidak mengecewakan.  
Disaat kabar dari teman di beberapa daerah yang intinya kualitas durian monthong "saat itu" jelek dan bahkan tidak bisa dikonsumsi, saya pun berani mencoba spekulasi untuk mengkonsumsi durian yang jatuh hari itu juga.  Maksudnya durian yang jatuh di pagi / siang hari, saya coba untuk di konsumsi beberapa saat setelahnya.  Sangat susah dalam membuka nya sih, tapi dari segi rasa dan kualitas buah sekali lagi Alhamdulillah memuaskan !

penjarangan bunga, di ujung dan tangkai kecil, hemat energi
tidak boleh ragu !!!
Beberapa argumen pun bermunculan.  Bagi pekebun durian, pastilah saat panen tidak menunggu mereka jatuh sendiri, asal cukup umur mereka memanen "paksa" untuk memenuhi permintaan pasar.  Kalau menunggu jatuh dari pohon tentu panen masal tidak akan terjadi.  

menyisakan bunga di tangkai produktif, menunggu seleksi alam
Hemm... argumen tersebut 100 % benar sih menurut saya, tapi.... bukankah kualitas jadi tujuan utama.  Ya kalau si pekebun bener-benen memberikan asupan nutrisi dan perawatan yang baik pada tanamannya, kalau cuma asal-asalan... apa jadi nya  he he he ... Kalau konsumen kecewa (seperti kasus saya diatas) bukan tidak mungkin di kemudian hari konsumen akan lebih memilih si monthong Import dari negri seberang.

Seleksi buah pertama
tidak boleh ragu dan sayang.....
 Untung saja tidak semua pekebun menerapkan pola diatas.  Setidaknya salah satu pekebun yang saya kenal di sebuah kota bagian timur di Jatim masih menerapkan panen dan  seleksi buah yang ketat.  Produk monthongnya pun beredar luas dan "dihargai" lebih oleh salah satu gerai supermarket.

demi kualitas, jangan ragu penjarangan (from 5 to 3)
sisa 3 buah (harusnya yang ditengan di buang he he)
buah tambah besar
Nah... sudah melenceng kan dengan judulnya he he he ... 
Kembali ke focus tulisan deh.. Saya sih bukan pakar atau pun ahli durian maupun pekebun durian yang punya puluhan pohon.  Tapi setidaknya  pengalaman yang saya alami dalam menanam hanya 2 pohon monthong mungkin sedikit bermanfaat bagi pembaca sekalian. 

retak ditangkai, tanda sudah tua, 2 hari lagi jatuh dari pohon
matang pohon

Pada tulisan terdahulu 
  1. Perhatikan jarak tanam antar pohon, ini sangat menentukan “menyesal atau tidaknya” kita di kemudian hari.  Jangan terlalu dekat, berikan minimal 8 meter antar pohon.  Kalaupun dirasa jarak terlalu lebar saat awal tanam, di tengahnya bisa di isi tanaman yang bersifat "sementara" seperti jambu biji kristal, srikaya NV dll.
  2. Tanam di area yang tidak ternaungi, alias terkena matahari sepanjang hari.
  3. Perhatikan drainase disekitar tanaman. Usahakan jika hujan misalnya, air tidak menggenang di sekitar tanaman.
  4. Lakukan pemupukan rutin, terlebih saat buah mulai terbentuk.  Ini mempengaruhi sekali terhadap kualitas daging buah terlebih kualitas rasanya.
 Tambahan di tulisan ini :

  1. Pastikan tanaman (saat kecil hingga besar) mendapat pasokan air yang mencukupi.  Sssttt... Ternyata si pohon monthong ini kebutuhan airnya harus rutin, pagi dan sore kalau bisa.  Perlu tapi tidak berlebihan itu kuncinya. Saya dapatkan info ini dari ngobrol dengan teman lama yang pernah berguru durian di Thailand, dan Alhamdulillah setelah saya praktekkan ternyata memang jitu.
  2. Jauh sebelum musim bunga, berikan pupuk kandang yang sudah matang di sekitar perakaran tanaman. Dosis 2-3 sak 25 kg untuk tanaman usia 5 tahun, diberikan setiap tahun sekali.
  3. Pada saat tanaman berbunga, JANGAN RAGU untuk membuang bunga yang berada di unjung / ranting yang kecil.  Jangan tunggu bunga mekar, langsung aja buang bunga yang dimaksud.  Tujuannya agar bunga terkonsentrasi pada batang yang besar sehingga energi tanaman terfokus padanya.
  4. Pada saat buah pentil terbentuk, JANGAN RAGU untuk menjarangi buah.  Pilih buah yang sempurna dan terletak pada tangkai yang sehat dan besar.  Selebihnya lakukan penjarangan alias di buang.  Asal air, pupuk dan nutrisi mencukupi, rontok buah bisa terhindar.  So kita harus lakukan penjarangan (saya lebih sreg menyebutnya seleksi) buah manual.
  5. Pastikan buah yang kita panen bener-bener sudah tua, lebih bagus yang jatuh pohon.  Salah satu tanda buah yang sudah tua bisa kita lihat di tangkai buah ada semacam tanda retak, dari hitungan saya sih dari kuncup bunga sampai buah siap panen ada di 168 hari.  Konsumsi buah Ideal : jika jatuh sekarang, dikonsumsi 3-4 hari kemudian. 
  6. Last but not least, saya ingatkan kembali, selain air, pupuk harus tercukupi baik disaat berbuah maupun setelah berbuah.  Sering kita dapati tangkai tempat produksi buah dimusim sebelumnya, akhirnya kering dan patah beberapa minggu setelah buah panen.  Jika Anda mengalami ini, coba perhatikan pasokan air dan nutrisinya.

Akhir kata, jika ada manfaatnya bisa Anda ambil, dan jika tidak bermanfaat  maaf telah menyita waktu Anda untuk membaca tulisan ini...
Semoga bermanfaat....
Read More

Jeruk Santang....(Akhirnya Dapat Juga Bibitnya)

Jeruk Santang....(Akhirnya Dapat Juga Bibitnya)
Melanjutkan kisah perburuan bibit Jeruk Santang pada ulasan terdahulu, meskipun terlambat, akhirnya sempat juga saya tuliskan di blog ayoberkebun ini.

hasil panen Jeruk Santang 2014 (Batu Malang)

Melalui usaha dan kesabaran menunggu, lewat seorang teman, akhirnya ter-boyonglah satu pot jeruk santang yang seperti saya idam-idamkan sebelumnya.

Begini ceritanya singkatnya....


Melalui diskusi dan pembicaraan ringan dengan sorang teman dari Kota Batu Malang, tak sengaja mengarah ke topik jeruk.  Ya tepat... salah satunya jenis jeruk Santang yang sudah lama saya idam-idamkan,  Pengakuan teman ini bahwa dia memiliki dan memperbanyak bibit jeruk santang ini lewat entres yang didapat dari sisa tangkai buah santang yang di jual di salah satu gerai supermarket ternama.  Untuk mendapatkan entres tersebut, masih penuturan teman tadi, sedikit usaha keras harus di lakukannya.  Dia harus membeli tangkai "bakal entres" kurang lebih 1 kg di tahun 2009 saat itu.  Dari "bakal entres" tadi ada sedikit perlakuan yang diberikan, untuk selanjutnya di pilih yang masih segar dan hijau untuk di okulasi ke batang bawah jeruk dari biji.  Dari hasil seleksi "bakal entres" tadi kurang lebih menjadi 100 lebih hasil okulasian. 

tabulampot Santang dengan buah pentil yang masih hijau

Dari semua okulasian tersebut ternyata hanya sekitar kurang lebih 5 tanaman yang sukses jadi individu baru.  Sebuah prosentase yang minim sekali.
Singkat kata, dengan teknik top working di tanaman yang sudah besar, akhirnya di tahun 2010 beberapa tanaman sudah mulai berbuah.  Dan benar saja, buah dengan ukuran sedang, berwarna orange persis seperti jeruk santang yang dijual di kios-kios buah dihasilkan dari tanaman sang teman tadi.
Tentu saja tak ketinggalan di sela-sela obrolan tadi saya memesan 1 pohon untuk dijadikan koleksi di rumah.  Dan kali ini tidak tanggung-tangung, setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya 1 tanaman dengan bakal buah pentil di beberapa cabang akhirnya mendarat di kebun Tlogomas Malang.  Alhamdulillah.......

masih muda, namun rasa lumayan segar

Tanaman pun saya pindah ke dalam pot diameter 45 cm, dengan harap-harap cemas menunggu buah masak tak lupa pemupukan rutin saya lakukan.  Terhitung lebih dari 10 butir buah bergelantungan pada sosok tanaman dengan tinggi sekitar 1 meteran.

buah tua, Tlogomas Malang 580 dpl
 Di rumah dengan ketinggian sekitar 580 dpl tanaman tumbuh subur dan sehat.  Dalam setiap minggu saya amati perkembangan buah yang ada.  Tak lupa sesekali mencoba memencet buah yang paling besar ... He he he ... maklum .. penasaran, siapa tahu ada buah yang bisa di icip.  
Beberapa buah yang sudah empuk (sayang sekali saya lupa mencatat berapa waktu yang diperlukan dari buah pentil menjadi siap petik) dengan warna masih hijaupun saya coba petik sekedar memenuhi rasa penasaran.  Tak disangka, rasa segar sudah terasa di buah tersebut... hemmm pas dengan (maaf) selera saya ... manis, sedikit ada masam tapun menyegarkan......
Beberapa buah tersisa pun saya biarkan agak tua, dengan warna mulai menguning cerah.  Berbeda yang ditanama sang teman di daerah Batu Malang (dataran tinggi), buah di rumah warna kurang kuning orange "ngejreng".  Tapi dari segi rasa hemmm.... pas sekali di lidah (saya).

Memperhatikan pertumbuhan dan kualitas buahnya, rasanya layak untuk di kembangkan.  Singkat kata, pasca panen buah di pot akhirnya beberapa turunan bibitnya pun saya bikin dengan cara okulasi.

Lantas bagaimana pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini jika di tanam di dataran rendah ?...
Rasanya patut di coba.....

Semoga bermanfaat.
(Thanks to my friend atas bibitnya)
Read More