Blog ini merupkan blog duplikat blog ayoberkebun. Lebih bertujuan sebagai buck up bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan

Panen Sendiri Durian Monthong ( Lagi )


Bermula dari kekecewaan di bulan Agustus 2015 lalu, kali ini pengin rasanya menulis kembali sedikit cerita tentang durian Monthong.

hasil tanaman sendiri, tidak mengecewakan
Begini ceritanya : suatu hari karena kepengin sekali merasakan durian, maka pergilah saya ke sebuah supermarket X, langsung saja pilih-pilih durian Monthong yang belum terbuka ujungnya.  Maklum yang sudah
terbuka ujungnya sebagian besar buahya sudah lembek dan banyak di pegang para pengunjung.  Oh ya, dari  penjaga stand tersebut, saya peroleh informasi si monthong produksi lokal salah satu provinsi di Indonesia.

durian dari super market, hambar disaat mengkal

Dari awal saya sudah tahu sih bahwa si durian memang di potong paksa dari tangkainya sebelum jatuh sendiri dari pohon.  Tapi biarlah, toh juga sudah cukup tua pikir saya saat itu.  Setibanya di rumah.... tra ta.....!! Setelah dengan agak susah payah di buka  ternyata benar memang, sang monthong belum cukup masak alias masih mengkal.  Dan rasanya, hemmm.... jauh diatas ekspektasi saya, alias hambar bin sepo he he he...
 
siap santaap
Hemmm.. memang belum matang kali ya, so sebagian yang belum terbuka pun akhirnya di biarkan dengan harapan masih bisa masak.  Namun singkat kata, setelah beberapa haripun rasanya juga kurang nendang meskipun daging buah sudah lembek.  Begitulah reportase dari si sulung dan ibunya di saat merasakannya.


Teringat panen ke-3 tanaman di belakang rumah (Maret-April 2015) kemarin.  Alhamdulillah tidak satupun buah dari 2 pohon yang ada mengecewakan.  Meskipun dikonsumsi setengah matang alias daging masih mengkal, dari segi rasa dan kualitas buah sangat tidak mengecewakan.  
Disaat kabar dari teman di beberapa daerah yang intinya kualitas durian monthong "saat itu" jelek dan bahkan tidak bisa dikonsumsi, saya pun berani mencoba spekulasi untuk mengkonsumsi durian yang jatuh hari itu juga.  Maksudnya durian yang jatuh di pagi / siang hari, saya coba untuk di konsumsi beberapa saat setelahnya.  Sangat susah dalam membuka nya sih, tapi dari segi rasa dan kualitas buah sekali lagi Alhamdulillah memuaskan !

penjarangan bunga, di ujung dan tangkai kecil, hemat energi
tidak boleh ragu !!!
Beberapa argumen pun bermunculan.  Bagi pekebun durian, pastilah saat panen tidak menunggu mereka jatuh sendiri, asal cukup umur mereka memanen "paksa" untuk memenuhi permintaan pasar.  Kalau menunggu jatuh dari pohon tentu panen masal tidak akan terjadi.  

menyisakan bunga di tangkai produktif, menunggu seleksi alam
Hemm... argumen tersebut 100 % benar sih menurut saya, tapi.... bukankah kualitas jadi tujuan utama.  Ya kalau si pekebun bener-benen memberikan asupan nutrisi dan perawatan yang baik pada tanamannya, kalau cuma asal-asalan... apa jadi nya  he he he ... Kalau konsumen kecewa (seperti kasus saya diatas) bukan tidak mungkin di kemudian hari konsumen akan lebih memilih si monthong Import dari negri seberang.

Seleksi buah pertama
tidak boleh ragu dan sayang.....
 Untung saja tidak semua pekebun menerapkan pola diatas.  Setidaknya salah satu pekebun yang saya kenal di sebuah kota bagian timur di Jatim masih menerapkan panen dan  seleksi buah yang ketat.  Produk monthongnya pun beredar luas dan "dihargai" lebih oleh salah satu gerai supermarket.

demi kualitas, jangan ragu penjarangan (from 5 to 3)
sisa 3 buah (harusnya yang ditengan di buang he he)
buah tambah besar
Nah... sudah melenceng kan dengan judulnya he he he ... 
Kembali ke focus tulisan deh.. Saya sih bukan pakar atau pun ahli durian maupun pekebun durian yang punya puluhan pohon.  Tapi setidaknya  pengalaman yang saya alami dalam menanam hanya 2 pohon monthong mungkin sedikit bermanfaat bagi pembaca sekalian. 

retak ditangkai, tanda sudah tua, 2 hari lagi jatuh dari pohon
matang pohon

Pada tulisan terdahulu 
  1. Perhatikan jarak tanam antar pohon, ini sangat menentukan “menyesal atau tidaknya” kita di kemudian hari.  Jangan terlalu dekat, berikan minimal 8 meter antar pohon.  Kalaupun dirasa jarak terlalu lebar saat awal tanam, di tengahnya bisa di isi tanaman yang bersifat "sementara" seperti jambu biji kristal, srikaya NV dll.
  2. Tanam di area yang tidak ternaungi, alias terkena matahari sepanjang hari.
  3. Perhatikan drainase disekitar tanaman. Usahakan jika hujan misalnya, air tidak menggenang di sekitar tanaman.
  4. Lakukan pemupukan rutin, terlebih saat buah mulai terbentuk.  Ini mempengaruhi sekali terhadap kualitas daging buah terlebih kualitas rasanya.
 Tambahan di tulisan ini :

  1. Pastikan tanaman (saat kecil hingga besar) mendapat pasokan air yang mencukupi.  Sssttt... Ternyata si pohon monthong ini kebutuhan airnya harus rutin, pagi dan sore kalau bisa.  Perlu tapi tidak berlebihan itu kuncinya. Saya dapatkan info ini dari ngobrol dengan teman lama yang pernah berguru durian di Thailand, dan Alhamdulillah setelah saya praktekkan ternyata memang jitu.
  2. Jauh sebelum musim bunga, berikan pupuk kandang yang sudah matang di sekitar perakaran tanaman. Dosis 2-3 sak 25 kg untuk tanaman usia 5 tahun, diberikan setiap tahun sekali.
  3. Pada saat tanaman berbunga, JANGAN RAGU untuk membuang bunga yang berada di unjung / ranting yang kecil.  Jangan tunggu bunga mekar, langsung aja buang bunga yang dimaksud.  Tujuannya agar bunga terkonsentrasi pada batang yang besar sehingga energi tanaman terfokus padanya.
  4. Pada saat buah pentil terbentuk, JANGAN RAGU untuk menjarangi buah.  Pilih buah yang sempurna dan terletak pada tangkai yang sehat dan besar.  Selebihnya lakukan penjarangan alias di buang.  Asal air, pupuk dan nutrisi mencukupi, rontok buah bisa terhindar.  So kita harus lakukan penjarangan (saya lebih sreg menyebutnya seleksi) buah manual.
  5. Pastikan buah yang kita panen bener-bener sudah tua, lebih bagus yang jatuh pohon.  Salah satu tanda buah yang sudah tua bisa kita lihat di tangkai buah ada semacam tanda retak, dari hitungan saya sih dari kuncup bunga sampai buah siap panen ada di 168 hari.  Konsumsi buah Ideal : jika jatuh sekarang, dikonsumsi 3-4 hari kemudian. 
  6. Last but not least, saya ingatkan kembali, selain air, pupuk harus tercukupi baik disaat berbuah maupun setelah berbuah.  Sering kita dapati tangkai tempat produksi buah dimusim sebelumnya, akhirnya kering dan patah beberapa minggu setelah buah panen.  Jika Anda mengalami ini, coba perhatikan pasokan air dan nutrisinya.

Akhir kata, jika ada manfaatnya bisa Anda ambil, dan jika tidak bermanfaat  maaf telah menyita waktu Anda untuk membaca tulisan ini...
Semoga bermanfaat....

Author:

Facebook Comment