Blog ini merupkan blog duplikat blog ayoberkebun. Lebih bertujuan sebagai buck up bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan

Jeruk Santang....(Akhirnya Dapat Juga Bibitnya)

Melanjutkan kisah perburuan bibit Jeruk Santang pada ulasan terdahulu, meskipun terlambat, akhirnya sempat juga saya tuliskan di blog ayoberkebun ini.

hasil panen Jeruk Santang 2014 (Batu Malang)

Melalui usaha dan kesabaran menunggu, lewat seorang teman, akhirnya ter-boyonglah satu pot jeruk santang yang seperti saya idam-idamkan sebelumnya.

Begini ceritanya singkatnya....


Melalui diskusi dan pembicaraan ringan dengan sorang teman dari Kota Batu Malang, tak sengaja mengarah ke topik jeruk.  Ya tepat... salah satunya jenis jeruk Santang yang sudah lama saya idam-idamkan,  Pengakuan teman ini bahwa dia memiliki dan memperbanyak bibit jeruk santang ini lewat entres yang didapat dari sisa tangkai buah santang yang di jual di salah satu gerai supermarket ternama.  Untuk mendapatkan entres tersebut, masih penuturan teman tadi, sedikit usaha keras harus di lakukannya.  Dia harus membeli tangkai "bakal entres" kurang lebih 1 kg di tahun 2009 saat itu.  Dari "bakal entres" tadi ada sedikit perlakuan yang diberikan, untuk selanjutnya di pilih yang masih segar dan hijau untuk di okulasi ke batang bawah jeruk dari biji.  Dari hasil seleksi "bakal entres" tadi kurang lebih menjadi 100 lebih hasil okulasian. 

tabulampot Santang dengan buah pentil yang masih hijau

Dari semua okulasian tersebut ternyata hanya sekitar kurang lebih 5 tanaman yang sukses jadi individu baru.  Sebuah prosentase yang minim sekali.
Singkat kata, dengan teknik top working di tanaman yang sudah besar, akhirnya di tahun 2010 beberapa tanaman sudah mulai berbuah.  Dan benar saja, buah dengan ukuran sedang, berwarna orange persis seperti jeruk santang yang dijual di kios-kios buah dihasilkan dari tanaman sang teman tadi.
Tentu saja tak ketinggalan di sela-sela obrolan tadi saya memesan 1 pohon untuk dijadikan koleksi di rumah.  Dan kali ini tidak tanggung-tangung, setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya 1 tanaman dengan bakal buah pentil di beberapa cabang akhirnya mendarat di kebun Tlogomas Malang.  Alhamdulillah.......

masih muda, namun rasa lumayan segar

Tanaman pun saya pindah ke dalam pot diameter 45 cm, dengan harap-harap cemas menunggu buah masak tak lupa pemupukan rutin saya lakukan.  Terhitung lebih dari 10 butir buah bergelantungan pada sosok tanaman dengan tinggi sekitar 1 meteran.

buah tua, Tlogomas Malang 580 dpl
 Di rumah dengan ketinggian sekitar 580 dpl tanaman tumbuh subur dan sehat.  Dalam setiap minggu saya amati perkembangan buah yang ada.  Tak lupa sesekali mencoba memencet buah yang paling besar ... He he he ... maklum .. penasaran, siapa tahu ada buah yang bisa di icip.  
Beberapa buah yang sudah empuk (sayang sekali saya lupa mencatat berapa waktu yang diperlukan dari buah pentil menjadi siap petik) dengan warna masih hijaupun saya coba petik sekedar memenuhi rasa penasaran.  Tak disangka, rasa segar sudah terasa di buah tersebut... hemmm pas dengan (maaf) selera saya ... manis, sedikit ada masam tapun menyegarkan......
Beberapa buah tersisa pun saya biarkan agak tua, dengan warna mulai menguning cerah.  Berbeda yang ditanama sang teman di daerah Batu Malang (dataran tinggi), buah di rumah warna kurang kuning orange "ngejreng".  Tapi dari segi rasa hemmm.... pas sekali di lidah (saya).

Memperhatikan pertumbuhan dan kualitas buahnya, rasanya layak untuk di kembangkan.  Singkat kata, pasca panen buah di pot akhirnya beberapa turunan bibitnya pun saya bikin dengan cara okulasi.

Lantas bagaimana pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini jika di tanam di dataran rendah ?...
Rasanya patut di coba.....

Semoga bermanfaat.
(Thanks to my friend atas bibitnya)

Author:

Facebook Comment