Blog ini merupkan blog duplikat blog ayoberkebun. Lebih bertujuan sebagai buck up bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan

Akhirnya.. Panen Juga Durian di Kebun Sendiri (Part II )

Melanjutkan tulisan terdahulu, marilah kita teruskan ceritanya.
Si "Monthong" yang terkenal rakus akan pupuk akhirnya menjadi pedoman saya dalam mempertahankan bakal buah yang ada.  Pemberian Nutrisi (pupuk) pun akhirnya saya putuskan lewat sistem kocor, dengan pertimbahan agar mudah terserap oleh tanaman, dan sekalian menyiram.  Dosis saya berikan 10 gram per liter, dengan sekali siram 10 liter per tanaman dilakukan seminggu sekali.  Pemberian asam amino dosis 2 ml per liter air juga diberikan dengan interval 2 minggu sekali.

Mulai berwujud Pentil buah  di Januari 2014
Sebagai contoh :
minggu ini di berikan 100 gram Pupuk yang dicampur ke dalam 10 liter air, lalu ditambahkan 20 ml amino dan diaduk merata.  Selanjutnya disiramkan ke sekitar Perakaran.
Minggu depan diulangi tapi tidak di beri amino, demikian seterusnya hingga buah besar.
Total kurang lebih 24 minggu semenjak buah kecil muncul  hingga siap panen (Desember 2013 – Mei 2014), jadi diperlukan sekitar 24 x 100 gram = 2,4 kg Pupuk dan sekitar 250 ml amino.


bertahan 4 buah
Rasa senang melihat buah bertahan besar, meskipun Cuma 4 buah yang tersisa.  Sudah terbayang bagaimana bisa menikmati buah durian dari tanaman sendiri he he he ….
Ritual pengikatan buahpun tidak saya tinggalkan, konon sih biar buah yang jatuh karena tua tidak langsung jatuh ketanah, tapi tetap menggantung oleh karena di ikat tadi.

3 Mei 2014, jatuh pagi siang di santap

Saat pertama yang dinantipun tiba, tepat pada tanggal 3 Mei 2014, salah satu buahpun jatuh.  Kali ini buah dengan ukuran paling kecil dengan bentuk yang kurang sempurna. Buah yang masih gelantungan di tali pun saya ambil, sekilas aroma keluar namun belum tajam dan akhirnya saya taruh diatas meja gudang. Hari beranjak siang, dan aroma durian yang jatuh tadi pun semakin menyengat.  Rasa penasaran menyelimuti hati, di pecah atau di tunggu hingga besok.

Siap di belah
Hemmm akhirnya siang itu pun tak kuasa untuk membuktikan rasa penasaran saya dan keluarga.  Akirnya sebilah pisau yang terletak disamping durianpun saya gunakan untuk memecahnya.  Susah memang membukanya, karena memang buah baru jatuh dari pohon di pagi harinya dan ini jenis Monthong.  Usaha keraspun akhirnya berhasil, durian pun terbuka dan Oh My God….


diikat agar tidak jatuh ke tanah langsung
Didalamnya ada buah durian yang lezat… perpaduan antara daging mengkal dan lunak dan bertekstur lembut serta beraroma sedang dengan rasa yang hemmmm nikmat sekali.
Itulah setidaknya pengakuan beberapa orang yang berkesempatan mencicipi (teman, istri, keluarga).  Semua sepakat mengatakan hemmmm yummy…..
So jadi lebih beremangat menunggu buah berikutnya jatuh dari pohon untuk dinikmati…..


Lumayan untuk hasil tanaman sendiri

Akhirnya pun satu per satu buah dinikmati keluarga besar dengan seksama….sebuah penantian yang “happy ending”.

biji kempes daging tebal, ciri khas monthong

Dari tulisan ini saya ingin mengigatkan bagi rekan-rekan yang sedang atau akan menanam durian terutama jenis monthong.

  • Perhatikan jarak tanam antar pohon, ini sangat menentukan “menyesal atau tidaknya” kita di kemudian hari.  Jangan terlalu dekat, berikan minimal 8 meter antar pohon.  Kalaupun dirasa jarak terlalu lebar saat awal tanam, di tengahnya bisa di isi tanaman yang bersifat "sementara" seperti jambu biji kristal, srikaya NV dll.
  • Tanam di area yang tidak ternaungi, alias terkena matahari sepanjang hari.
  • Perhatikan drainase disekitar tanaman. Usahakan jika hujan misalnya, air tidak menggenang di sekitar tanaman.
  • Lakukan pemupukan rutin, terlebih saat buah mulai terbentuk.  Ini mempengaruhi sekali terhadap kualitas daging buah terlebih kualitas rasanya.


Akhir kata, semoga bermanfaat….

(Selesai)

Author:

Facebook Comment